
Dulu, ketika aku masih duduk dibangku smk,aku slalu mengajar anak-anak usia dini untuk belajar membaca, menulis dan juga menghitung, tak lupa mengajar juga anak-anak Tka dan Tpa mempelajari Iqra,Al-Qur;an, dan hapalan Juz Amma disebuah pesantren di Tugulaksana. tepatnya di Pesantren Adz-Dzikro, setelah selesai mengajar disore hari, aktivitas selanjutnya hanya makan dan mandi, setelah itu berangkat lagi untuk mengaji kitab safinah, nahwu-sharaf dan juga terjemah al-Qur'an, sungguh kegiatan yang mulia. tapi setelah aku lulus dari SMK Bakti Mandiri cabang kelas jauh yaitu SMK Adz-Dzikro, dan aku melanjutkan pendidikan ke jenjang Universitas Islam Negeri diKota Bandung, kegiatan itu seakan lenyap dari aktivitas sehari-hari yang biasa kulakukan, aku sedih :( karena tak bisa melakukan aktivitas biasanya diPesantren itu, dan aku dipisahkan dengan jarak yang lumayan jauh, aku tinggal disebuh kosan di daerah Cipadung, dan jarak antara rumah dengan Universitas itu ditempuh 2-3 jam perjalanan, itulah yang menyebabkan aku berhenti, padahal kuliah waktu semester satu itu dari pukul 06:50 sampai 10.10 dan kalo aku pulang pasti bisa keburu mengajar anak-anak Tka dan Tpa. karena jadwal mereka masuk pukul 13.30. tapi aku setiap minggunya hanya diberi uang 50-60 ribu untuk kebutuhan makan dan juga ongkos. kalo dihitung ongkos pulang pergi dari Cipadung sampai rumah menghabiskan uang 34000 ribu, sedangkan aku seminggu hanya dikasih 60.000. oleh karena itu aku memutuskan untuk Vakum dulu dari kegiatan itu, setelah aku menginjak semester dua aku melihat teman sekelasku tinggal dimasjid dibelakang kosan dimana aku tinggal, aku sholat disana dan mendapatkan hidayah. aku memutuskan untuk mencari mesjid disekitar kosan, dan setelah berkeliling nyari mesjid ternyata aku tak mendapatkan hasil, aku berpikir " aku tak mau membebani orangtua untuk bayar kosan tiap bulannya" sehingga ketika aku pulang kuliah aku mencoba bertanya-tanya kepada seorang bapak penjaga barang penitipan disebuah Masjid Besar bernama Pak Syamsi, awalnya aku menawarkan diri untuk menjadi tukang bersih-bersih disana, tapi kata bapaknya jangan dimasjid sini, orang-orang nya pada "gini", mendingan dirumah bapak aja..! aku tersenyum, lhoo kok gitu ya?
and bapak tadi memperjelas kalo dimesjid itu orng-orang nya dah banyak, hmmp ya sudah, dilain kesempatan aku sholat disana seraya berdoa memohon petunjuk kpd Allah, dan aku memcoba bertanya lagi kepada seorang bapak bernama Kang Uju, aku ngobrol-ngobrol sama beliau tentang keadaanku dan akhirnya aku diperbolehkan untuk tinggal diMasjid tersebut, Alhadulillah akhirnya...
setelah itu aku bergegas kekosan untuk membereskan barang-barang bawaanku, aku pamitan sama beberapa orang yang ada dikosan yaitu senior aku a Aldo, Emil,a Ure, bang Leon,a Yogi and Ikbal teman ospek seangkatan. waktu itu keberangkatanku dibarengi dengan hujan, dan setelah lama perjalanan dari kosan. akhirnya nyampe juga di masjid tersebut, aku menata ulang barang-barangku, bapak penjaga barang penitipan menyarankan agar barang-barang ku disimpan dikantor. dan selama beberapa minggu aku tidur didalam masjid tersebut, sebenarnya aku gak nyaman dengan keadaan seperti ini, hingga suatu hari, ustad dimasjid itu mengajak saya untuk masuk kedalam kamar yang ada dimasjid, aku tidur dengan anak lelaki seumuranku. setelah kejadian itu akhirnya aku bisa tidur dengan aman.
#Bersambung